A Girl with Black-Hoodie 1/?


Main Cast: Kim Ryeowook, Park Min Yeon

Support Cast: Lee Donghae, Lee Hyukjae, Jung Yonghwa, Cho Seo Na (OC)

Genre: romance (?)



Jam sudah menunjukkan pukul 9 pagi. Seharusnya ia sudah masuk sekarang. Namun pada kenyataannya, ia masih terduduk di luar ruang kampusnya dan celingak celinguk menatap sekitar. Ia sudah menunggu hampir 1 jam lamanya, namun tidak ada seorang pun yang keluar. Tiba tiba, seorang wanita paruh baya keluar dari ruangan tersebut dan terkejut melihat seorang namja yang terduduk bingung. Ryeowook sempat melihat bet namanya. Lim Ah Joon.
“Oh, kau pasti Kim Ryeowook. Aku menunggumu sejak tadi. Masuklah” katanya yang tak lain adalah dosen dari Ryeowook. 
“Astaga….jadi daritadi dosenku menungguku? Kenapa tidak daritadi coba masuk aja? Aishh babo!” batin Ryeowook.
Ia melangkah perlahan masuk kedalam ruangan kampusnya. Matanya  menyusuri setiap sudut ruangan kampusnya itu, lalu mendapati bahwa beberapa yeoja yang ada di kelasnya itu sedang berbisik bisik.
“Annyeonghaseo, Kim Ryeowook imnida” kata Ryeowook lalu tersenyum. Hampir seluruh yeoja di kelas itu menatap Ryeowook kagum. Memang pada kenyataannya, Ryeowook memiliki tubuh ideal dan wajah yang tampan.
“Baiklah, Ryeowook, kau bisa duduk disamping Eunhyuk” kata Lim Songsaenim sambil menunjuk sebuah kursi kosong disamping seorang namja. Ryeowook mengangguk lalu berjalan menuju tempat yang ditunjuk.

2 bulan kemudian…………………………..
“Hohoho, halo kawann!!!” Eunhyuk datang menghampiri Ryeowook dan teman temannya di tengah keramaian kafetaria kampus.
“Oh, hai Hyuk. Kenapa kau terlihat bahagia sekali?” tanya Sungmin. Eunhyuk duduk dan memasang gummy smile dihadapan teman temannya.
“Aku baru saja menyelesaikan misiku!! Hebat bukan????” Eunhyuk membanggakan dirinya. Sungmin dan teman temannya terlihat begitu tercengang, sementara Ryeowook hanya diam-tidak mengerti apa yang dibicarakan oleh teman temannya.
“Maksudmu……. kau berhasil menaklukan Shin Hara? Shin Hara si yeoja galak-sangar-macam-serigala itu?” tanya Yonghwa yang diikuti anggukan Eunhyuk.
“Wow Hyuk, kau benar benar cassanova sejati!” puji Yonghwa. Eunhyuk menepuk nepuk dadanya bangga, lalu tertawa.
“Ehmm, maaf, sebenarnya apa yang kalian bicarakan? Cassanova?” tanya Ryeowook memotong tawa Eunhyuk.
“Oh, kau belum tahu ya? Kami ini adalah cassanova di kampus ini. Kami suka menaklukan beberapa yeoja di kampus, dari mulai yang biasa sampai yang tidak biasa. Setelahnnya, kami meninggalkan mereka” jelas Sungmin. Ryeowook terdiam sejenak mendengar penjelasan Sungmin.
“Bukankah itu buruk, mendekati seorang yeoja lalu meninggalkannya begitu saja?” tanya Ryeowook.
“Ya…kau benar. Ini memang tidak baik. Tapi kau tak perlu cemas. Yeoja yeoja itu malah semakin dekat dengan kami. Yah, meskipun beberapa dari mereka membenci kami” jawab Yonghwa. Ryeowook hanya mengangguk. Ia pun kembali sibuk dengan makanan yang ada di depannya, begitu juga dengan yang lain. Sebenarnya, kelompok ini menarik. Tapi ia begitu takut, karena bukan tidak mungkin ia akan menyakiti seorang yeoja nantinya.
“Tapi ya…….. Shin Hara kalau di lihat lihat juga manis loh. Ah tuhkan…….” Ungkap Eunhyuk memecah keheningan.
“Eh, kan, Hyukjae kan. Tadinya bilang takut deketin Hara, eh begitu dideketin jadi kesemsem” ledek Sungmin.
“Apaansih Min…… Ah Hara-ya” Eunhyuk pun menangkupkan wajahnya lalu matanya menerawang ke atas-seperti membayangkan bahwa Shin Hara benar benar ada dihadapannya.
“Nah gini nih resikonya. Susah deh jinakin orang lagi jatuh cinta, persis kayak jinakin monyet liar” ledek Yonghwa yang sukses membuat Eunhyuk berhenti melamun dan memukulinya.
“Kau mau masuk ke dalam cassanova ini?” tawar Sungmin. Ryeowook ingin sekali menjawab ‘ya’, tapi ia masih memikirkan resiko yang akan ditanggungnya.
“Ayolah….. kebetulan kami butuh anggota baru. Kau juga sudah masuk kriteria. Tampan dan keren” rayu Eunhyuk. Ryeowook menghembuskan napas berat lalu menatap ketiga temannya.
“Baiklah, tak ada salahnya untuk mencoba. Aku akan bergabung!” jawab Ryeowook yang diikuti teriakan bahagia Sungmin, Eunhyuk, dan Yonghwa. Ryeowook mengambil gelas berisi jus pepaya lalu meminumnya.
“Kalau begitu, kau bisa memulai misimu hari ini!” kata Sungmin. Ryeowook yang masih meminum jusnya tersedak begitu mendengar kata kata Sungmin.
“Mwo? Sekarang?” kata Ryeowook. Matanya membulat kaget.
“Kau lihat kan yeoja disana? Yang pakai hoodie warna hitam?” tanya Eunhyuk sambil menunjuk yeoja yang dimaksud. Ryeowook mengangguk. Eunhyuk menunjuk seorang yeoja di sudut ruangan  yang sedang duduk sendirian sambil menikmati makan siangnya.
“Ia yeoja yang paling ditakuti di kampus ini. Kami bertiga sudah mencoba mendekati yeoja itu, tapi kami gagal. Maka dari itu, kau tak boleh gagal!” jelas Yonghwa.
“Ya Tuhan……. kenapa begitu pertama masuk langsung dapet yang susah?” protes Ryeowook
“Suuutt, jangan protes! Kau ini masih member baru, jadi perlu kami trainee dulu. Hehe….” Jawab Sungmin.
“Tapi…bagaimana kalau aku gagal?” tanya Ryeowook. Sungmin, Eunhyuk, dan Yonghwa tampak menimbang nimbang hukuman pada Ryeowook. Ryeowook memejamkan mata, berharap hukumannya tidak terlalu parah. Mereka bertiga pun selesai berdiskusi, lalu menatap Ryeowook dengan tatapan evilnya.
“Kau akan mentraktir kami bertiga makan selama 2 minggu!” kata Sungmin pada akhirnya. Ryeowook membuka matanya, melongo kea rah ketiga temannya.
“Tapi, tapi…..” Ryeowook berusaha menyangkal.
“Sudah sana..... bawa makananmu dan makan disana” usir Yonghwa. Ryeowook mau tidak mau bangkit sambil membawa makanannya menuju  ke tempat yeoja itu. Begitu sampai, Ryeowook memikirkan beberapa kata yang harus diucapkannya. Ia tampak ragu, lalu memandang teman temannya. Mereka memberi isyarat agar Ryeowook duduk. Ryeowook mendesah pelan. Penyesalan selalu datang terakhir.
“Ehm, boleh aku duduk disini?” Ryeowook angkat bicara, membuat si yeoja menghentikan aktivitasnya. Yeoja itu memberikan isyarat bahwa Ryeowook tidak boleh duduk disitu, lalu kembali makan.
“Kau mau apa? Menaklukanku juga seperti mereka?” tanya si yeoja beberapa saat setelah menelan makannya. Dari nada bicaranya, Ryeowook sudah tahu bahwa yeoja itu tidak suka ia berada disini.
Yeoja itu menatap Ryeowook dengan tatapan yang paling tidak disukai semua orang. Ryeowook menatap menatap balik. Sekarang ia bisa melihat dengan jelas wajah yeoja itu. Rambutnya kecoklatan, matanya bulat, kulitnya putih, dan bibirnya kecil berwarna pink.
“Ani…. aku hanya ingin menemanimu disini. Ohya, Kim Ryeowook imnida” kata Ryeowook lalu mengulurkan tangannya. Yeoja itu menatap tangannya tidak suka.
“Jangan sok baik” kata yeoja itu lalu pindah tempat duduk ke sisi kanan meja. Ryeowook mengikutinya.
“Kamu apasih?” tanya yeoja itu ketus. Ryeowook hampir putus asa menghadapi yeoja galak yang satu ini, namun ia teringat kata kata temannya barusan. Ia tidak mau jatuh miskin hanya karena mentraktir teman temannya full selama 2 minggu. 
“Aku hanya ingin berteman denganmu. Apa aku salah?” Ryeowook angkat bicara dengan nada agak dikeraskan. Si yeoja tampak terdiam, kembali sibuk dengan makanannya. Tiba tiba ia mengulurkan tangannya.
“Duduklah. Park Min Yeon imnida” kata yeoja itu masih dengan nada ketus. Ryeowook menjabat tangannya, lalu tersenyum. Sudut bibir Min Yeon juga sedikit terangkat. Hanya sedikit.
“Awal permulaan yang bagus….” Pikir Ryeowook. Ryeowook duduk berhadapan dengan Min Yeon sambil memakan makanannya, begitu juga dengan Min Yeon.
“Aku tidak pernah melihatmu. Kau baru disini, atau kita beda jurusan?” Ryeowook membuka pembicaraan lagi.
“Mungkin beda jurusan” jawab Min Yeon singkat. Ryeowook mengangguk.
“Aku ambil jurusan seni bidang tari disini. Kalau kau?” kata Ryeowook bangga. Tiba tiba Min Yeon tersedak.
“Apa? Kau ambil jurusan tari? Huahahahahahaha” Min Yeon tertawa dengan hebohnya, membuat seluruh mahasiswa di kafetaria memandang aneh ke arahnya.
“Iya. Apa ada yang salah?” tanya Ryeowook bingung. Min Yeon tak henti hentinya tertawa.
“Kau ini terlalu polos rupanya. Jurusan tari itu biasanya hanya untuk yeoja yeoja manis nan gemulai. Sungguh aneh melihat seorang namja masuk kedalam sana” jelas Min Yeon diikuti tawanya yang menggelegar. Jleb. Hatinya sakit, seperti tertusuk sesuatu. Dari dulu ia tak pernah direndahkan seperti ini. Dan sekarang, ada yeoja yang merendahkannya. Ingin sekali ia memukul kepala yeoja itu, namun untung akal sehatnya segera kembali. Ia sudah bertekad untuk tidak berlaku kasar terhadap yeoja.
Ryeowook hanya mengelus-elus dadanya. Sepertinya ia butuh tenaga ekstra dan hati yang sabar untuk  menghadapi yeoja sejenis semacam Min Yeon ini.
“Memangnya kau ambil jurusan apa?” tanya Ryeowook.
“Fotografi!” jawabnya semangat. Ryeowook bingung melihat perubahan sikap Min Yeon yang drastis. Min Yeon yang tadinya tidak suka melihat kehadirannya disini, sekarang terlihat lebih ceria dan antusias setelah ia puas menertawakan Ryeowook.
“Ada apa dengan fotografi? Kau bersemangat sekali begitu aku bertanya mata kuliahmu” tanya Ryeowook. Tiba tiba saja ia ingin mengenal sosok Min Yeon lebih dekat.
“Tentu. Fotografi adalah hidupku! Aku sangat menyukai fotografi sejak aku SMP. Kakakku mengajarkan aku banyak hal dalam membidik sebuah objek. Donghae oppa juga banyak mem……” tiba tiba Min Yeon terdiam. Ia tidak melanjutkan pembicaraannya. Sekejap saja ada suatu perasaan yang tidak enak dihati Min Yeon. Ryeowook menatapnya bingung.
“Oh sudahlah, lupakan saja. Maaf” kata Min Yeon lalu bangkit meninggalkan Ryeowook sendirian di meja. Ryeowook menatap Min Yeon dengan tatapan penasaran. Ada sesuatu yang disembunyikannya, tapi ia tak tahu apa itu. Ryeowook tampak berfikir, namun semuanya buyar begitu Sungmin, Eunhyuk, dan Yonghwa menghampirinya.
“Wah, kelihatannya kau sudah bisa memikat perhatiannya. Kau hebat, sobat!” puji Eunhyuk lalu menepuk nepuk pundak Ryeowook. Sungmin dan Yonghwa menimpalkan perkataan Eunhyuk. Ryeowook tidak mendengarkan apa yang dikatakan teman temannya. Ia masih berfikir soal Min Yeon tadi.
“Yeoja yang menarik….”
--
Min Yeon PoV
Hampir saja. Hampir sajaaaa aku membuka ceritaku padanya. Babo kau Min Yeon! Kamu baru kenal seseorang bernama Kim Ryeowook itu kan? Mengapa kau tak bisa menjaga ucapanmu ini? Ingat Min Yeon, kau tak boleh terlalu terbuka dengan orang. Pelajari masa lalumu!!!
Aku terus menggerutu sepanjang jalan menuju kelas. Dan tiba tiba saja, 3 orang yeoja yang paling disegani di kampus ini datang menghampiriku dan mendorongku ke jajaran loker. Aku berusaha untuk stay cool meskipun aku ingin marah dengan kelakuan mereka.
“Menjauhlah darinya Min Yeon!” kata seorang yeoja bernama Seo Na.
“Apa maksudmu?” tanyaku yang tak mengerti.
“Menjauhlah dari Kim Ryeowook! Kau tak pantas untuknya!” lanjut Seo Na. Jadi karena itu? Ingin sekali aku memukulnya, tidak sopan sekali melabrak orang karena seorang namja. Tapi untungnya emosiku masih terkontrol baik, sehingga aku tidak melancarkan aksiku. Tiba tiba saja terlintas ide gila di otakku. Aku hanya membalasnya tertawa sambil tersenyum evil.
“Mengapa aku harus? Apa hakmu melarangku untuk mendekatinya?” tanyaku dengan memicingkan mata.
“Karena ia hanya milikku! Aku akan menghancurkan apapun yang menghalangiku!” katanya sedikit memajukan wajahnya ke wajahku.
“Bagaimana kalau aku tidak mau menjauhinya?” tanyaku balik. Seo Na tercengang lalu mendobrak lemari yang ada di belakangku.
“Aku akan menghancurkan hidupmu! Kau akan menyesal nanti!” ancamnya. Cukup berani juga seorang Cho Seo Na mengancam.
“Kau tahu? Apapun ancamanmu, aku tidak pernah takut padamu!” kataku dengan nada keras. Aku menyingkirkan tubuh Seo Na dari hadapanku. Aku langsung melesat pergi ke kelas dan menghiraukan celotehan Seo Na dan 2 dayang dayangnya.
-
Kelasku berakhir sudah. Aku mengemasi barang barang dan bangkit menuju pintu. Aku terkaget kaget begitu melihat siapa yang bertengger berdiri diluar kelas. Dia lagi.
“Annyeong, Min Yeon-ah. Kau mau pulang kan? Biar ku antar ya” sapanya sok baik. Cih, aku benci namja seperti ini.
“Tidak perlu” jawabku lalu mencoba menghindarinya. Tapi tetap saja, tubuh tegapnya langsung menghalangi jalanku.
“Aish, minggir” aku mendorong tubuhnya agar aku bisa jalan. Aku berhasil menyingkirkannya dari hadapanku, tapi ia tidak putus asa. Ia terus membuntutiku dari belakang. Dengan kesal, aku menghadap kebelakang dan menatapnya bengis. Seketika langkahnya terhenti.
“Apa kau tidak pernah diajari untuk tidak ikut campur urusan orang lain, hah?” tanyaku ketus.
“Aku hanya ingin mengantarmu pulang. Memangnya tidak boleh?” jawabnya santai. Aku mendengus kesal.
“Tidak.” Jawabku singkat lalu berbalik dan berjalan. Terdengar suara desahan putus asanya.
“Baiklah, kalau kau tidak mau. Aku sudah menawarkan. Padahal diluar sana sedang hujan, dan aku yakin kau pasti tidak bawa payung” katanya dengan suara yang agak dikeraskan. Langkahku terhenti. Benarkah sekarang hujan? Aku mendongak ke arah jendela yang berada di atas. Dan benar saja, hujan sudah turun dengan derasnya.  Aku menghela napas berat, lalu berbalik menghadapnya yang masih berdiri dibelakangku.
“Oh, baiklah. Hanya untuk kali ini saja!”  jawabku setengah hati. Ia langsung loncat loncat bahagia lalu menggandeng tanganku.
“Ish, apasih pegang pegang?” reflek aku menarik tanganku.
“Biar tidak kabur lagi. Susah sekali menangkapmu. Kajja!” katanya lalu menarik tanganku. Yak, memangnya aku ini anak kecil?
Normal PoV
Semua yang ada di koridor melihat ke arah Min Yeon dan Ryeowook. Mereka semua heran melihat kedekatan Ryeowook dengan yeoja paling ditakuti di kampus ini. Seo Na yang kebetulan lewat di koridor tersebut, melihat Ryeowook dan Min Yeon-lebih tepatnya melihat tangan Ryeowook dan Min Yeon yang saling bertaut. Min Yeon melihat Seo Na yang sedang menatapnya dendam dari sudut matanya. Ia pun mempererat genggaman tangannya dengan Ryeowook, membuat Seo Na semakin panas.  Min Yeon pun tersenyum puas. Tak lama kemudian, ia  dan Ryeowook sampai di pintu keluar kampus.
“Wah….hujannya makin deras. Tunggu sini ya! Awas jangan coba coba kabur!” kata Ryeowook sebelum akhirnya ia melesat menuju mobilnya menyusuri hujan. Min Yeon hanya berdiri menunggu Ryeowook.
“Dia mau ngapain sih?” pikir Min Yeon, sambil celingak celinguk melihat suasana, takut takut Seo Na datang. Cho Seo Na memang tidak pernah main main dengan ancamannya. Oh, Min Yeon kan sudah bilang bahwa ia tidak takut dengan ancaman apapun dari Seo Na, tapi mengapa sekarang ia merasa takut?
“Oh, kau menghiraukan ancamanku?” tiba-tiba terdengar suara bernada dendam milik Seo Na. Min Yeon langsung menoleh ke arah sumber suara tersebut dan memajukan dirinya-hingga sekarang ia dan Seo Na hanya berjarak satu jengkal.
“Sedang apa kau tadi? Menggandeng tangan Ryeowook?” tanya Seo Na.
“Bukan aku yang menggandeng, tapi dia” jawab Min Yeon jujur.
“Apa pernah aku percaya pada omonganmu?” tanya Seo Na ketus sambil memajukan wajahnya ke arah Min Yeon yang sedikit lebih pendek darinya.
“Kan aku sudah bilang, aku tidak akan takut dengan ancamanmu!” jawab Min Yeon dengan suara yang agak dikeraskan. Terlihat bibir Seo Na mengerut kesal. Tangannya pun terangkat-hendak menampar Min Yeon,  namun tiba tiba Ryeowook muncul sambil membawa payung dan berjalan ke arah mereka.
“Ngg….kalian sedang apa?” tanya Ryeowook membuat Seo Na gagal memukul Min Yeon.
“Oh…aniyo. Ini ada sesuatu di rambutnya” Seo Na gelagapan. Min Yeon hanya menatap Seo Na sinis. Ryeowook mengangguk.
“Ayo, Min Yeon-a. Nanti hujannya semakin deras. Kami duluan ya” kata Ryeowook lalu menarik tangan Min Yeon. Min Yeon menatap Seo Na dari sudut matanya. Puas dan lega sekali rasanya begitu melihat wajah Seo Na yang terlihat cemburu. Seketika Min Yeon pun asyik dengan pikirannya, namun tiba tiba buyar begitu Ryeowook menariknya.
“Aish kau ini kenapa sih?” tanya Min Yeon kesal.
“Jangan melamun di siang siang begini. Kau ini!” jawab Ryeowook dan reflek mengacak rambut Min Yeon yang tertutup kapucon. Min Yeon membelalakkan matanya dan menginjak kaki Ryeowook.
“Aduh, Min. Appo….” erang Ryeowook
“Salah sendiri. Sudah tahu aku begini, masih coba coba” jawab Min Yeon puas. Ryeowook hanya mendengus kesal. 
 Sesampainya di mobil, mereka berdua pun bernapas lega.
“Rumahmu dimana?” tanya Ryeowook sambil menyalakan mesin.
“Kau tahu bangunan tingkat di samping apgeujeong?” tanya Min Yeon. Ryeowook mengangguk dan melajukan mobilnya.
Sepanjang perjalanan, keheningan menyelimuti mereka. Hanya terdengar lagu lagu Kpop di radio. Sesekali Ryeowook ikut bersenandung mengikuti irama lagu. Dan entah bagaimana, Min Yeon mulai memperhatikan Ryeowook. Mata kecilnya mulai memicing, serius memperhatikan jalanan. Hidungnya mancung, dan bibirnya mungil. Pipinya tirus dan rahangnya terlihat sangat kuat dan tegas. Tanpa sadar, Park Min Yeon mulai larut dalam pesona wajah Kim Ryeowook. Ia pun mengambil SLR yang selalu ia bawa di tasnya. Ia mulai membidik Ryeowook dan………..
Jepret
Ryeowook kaget dengan suara kamera dan langsung menoleh ke arah Min Yeon. Min Yeon pun sadar dan langsung menurunkan SLRnya.
“Kau memotretku tadi?” tanya Ryeowook dengan sedikit membulatkan matanya, dan menatap Min Yeon.
“Ah…ngg….mianhae. A…aku bosan” Min Yeon tergagap, namun tetap dengan ekspresi yang dingin.
“Aku tahu wajahku tampan dan sangat bagus sebagai objek foto. Ya kan?” goda Ryeowook sambil menyenggol lengan Min Yeon.
“Apasih. Sok tahu” jawab Min Yeon ketus dan memalingkan wajah. Tapi sebenarnya ucapan Ryeowook memang benar. Min Yeon kembali menoleh ke arah Ryeowook dan mendapati Ryeowook sedang tersenyum senyum sendiri. Deg. Min Yeon kembali memperhatikan Ryeowook. Rasanya baru kali ini ia melihat senyuman semanis itu setelah 3 tahun lebih. “Eh? Kenapa ini? Min Yeon ayo kontrol dirimu!!” batin Min Yeon. Mereka berdua pun kembali sibuk dengan pikiran masing masing.
 “Daebak…sudah 2 langkah”
**
Min Yeon PoV
Jam sudah menunjukkan pukul 11 malam, namun aku tetap tidak bisa tidur. Tidak pernah aku merasa seperti ini. Biasanya jam segini aku sudah tidur, tapi sekarang pada kenyataannya aku masih berbaring di atas tempat tidur dengan mata yang masih terbuka.
Sudah 2 minggu aku dan Ryeowook mulai ada hubungan dekat. Kami selalu keluar bersama, makan bersama, tidur bersama, yah….semuanya dilakukan bersama. Tapi tetap ada satu hal yang masih mengganjal dipikiranku. Aku bingung, mengapa diantara namja namja cassanova itu, hanya Ryeowooklah yang menurutku berbeda. Ia memang tidak terlihat seperti seorang cassanova-mungkin karena anak baru. Tapi caranya memperlakukan seorang yeoja itu….. Biasanya kalau dengan namja namja lain, seperti Eunhyuk misalnya, aku hanya diajak nonton, dibelikan bunga, digombalin, yah semacam itulah. Tapi Ryeowook? Dia benar benar memperhatikanku. Saat kemarin aku sakit, ia datang menjenguk sambil membawa kue beras kesukaanku. Jujur, awalnya aku merasa risih, tapi lama kelamaan mengingat tujuan Ryeowook mendekatiku ini hanya ingin berteman, aku tidak mempermasalahkannya.
Tetapi bayangan 3 tahun yang lalu masih suka melesat dipikiranku. Mengingatnya membuatku semakin takut. Aku tidak ingin jatuh di lubang yang sama. Aku tidak sepenuhnya tahu apakah sebenarnya Ryeowook itu namja yang baik, namja yang hanya ingin menjadikanku sebagai seorang teman atau namja brengsek seperti Yonghwa oppa? Tapi melihat wajahnya yang terlalu imut itu terkadang membuatku bimbang. Terkadang aku berfikir bahwa Ryeowook adalah namja baik, namun bisa jadi seseorang akan sangat baik di awal namun menjadi bejat di akhir. 
Aku tahu ini berat, tapi aku harus keluar dari keterpurukan ini. Aku tidak mungkin terus-menerus menyesali apa yang telah terjadi dulu. Dan mungkin ini bisa menjadi kesempatanku untuk bisa kembali seperti sediakala. Kembali tersenyum dan kembali masuk ke dalam pergaulan.
Aku terus melamun memikirkan hal itu dan tiba tiba bunyi ponselku menghancurkan semuanya.
010-4465-1117
“Eh? Unknown number? Siapa yang meneleponku semalam ini? Jangan jangan…………..” aku bingung melihat nomor yang terpampang dilayar ponselku. Unknown number dan nomor itu meneleponnya semalam ini. Pikiranku pun mulai bercabang kemana-mana. Pada awalnya aku membiarkan ponsel itu berdering dan berhenti dengan sendirinya. Namun ekspektasi tidak sesuai dengan kenyataan. Rupanya sang penelepon terlalu sabar sehingga ia menungguku untuk mengangkat teleponnya. Dengan membaca jampi jampi Mak Erot aku pun mengangkat telepon tersebut dengan takut-takut.
“Yo..yoboseyo?” sapaku gugup.
“Yak susah sekali daritadi meneleponmu. Tinggal diangkat aja apa susahnya?” terdengar suara lelaki yang langsung memakinya.
“Kim…Kim Ryeowook? YAK MENGAPA KAU MALAH MARAH MARAH PADAKU? Menyeramkan sekali menelepon jam segini dengan nomor yang menyeramkkan itu. Kau ganti nomor?” kataku memaki Ryeowook balik. Dasar namja aneh, sudah bagus diangkat eh malah marah marah. Awas besok di kampus!
“Aishh jadi kau kira aku ini orang yang menculik orang tuamu dan meminta tebusan? Aishhh!” protes Ryeowook. Aku tersenyum lega setelah mendengar suara Ryeowook diujung sana. Beruntung bahwa ekspektasi sebelumnya tidak sesuai dengan realitanya.
“Hey?? Apa kau tertidur?” tanya Ryeowook yang merasa dikacangin dilalerin diabaikan oleh Min Yeon.
“Aniyo, aku tidak tertidur. Aku tidak bisa tidur malam ini” jawabku lalu merubah posisi menjadi duduk.
“Kamu mikirin aku ya? Hahahaa” tanya Ryeowook dengan pedenya. 
“Kok tahu? Aku memang lagi mikirin gimana caranya biar bisa jauh jauh dari kamu haha” kataku membalas kata katanya dengan majas sinisme.
“Ish Min Yeon mah kan…. Yaudah karena kamu tidak bisa tidur biarkan aku memperdengarkan suaraku yang indah ini”
“Aish, Ryeowook-ah aku tahu kamu tidak punya adik, tapi kalau mau galau dan ngelampiasin semuanya jangan ke aku-_- aku bukan anak 5 tahun yang harus dinina boboin kau tahu?” bantahku
“Sudahlah, biarkan aku bernyanyi! Neol gidarida honja saenggakhaesseo…tteonaga neonjigeum….” suara Ryeowook mulai mengalun perlahan di telingaku. Seketika semuanya terasa kaku. Suaranya benar benar…………..indah. Selama bernyanyi tidak ada nada yang meleset. Aku memang bukan seorang pengamat musik yang baik, tapi suaranya benar benar sangat indah. Aku pun merebahkan kembali diriku dan meletakkan ponsel didekat telingaku. Mataku pun mulai terpejam. Great song, Kim Ryeowook! You make me sleepy.
**
Normal PoV
“….yaejeokcheorom neorama julttaeni” Ryeowook pun selesai bernyanyi. Ia mengambil napas sejenak.
“Min Yeon-ah…?” panggil Ryeowook perlahan. Tidak ada jawaban. Sudah bisa diduga bahwa Min Yeon sudah tidur. Ryeowook pun tersenyum. Ia tidak bisa menyangka bahwa ia bisa menaklukan Min Yeon dengan segini mudahnya.
“Sleep well, Min Yeon”
Ditutupnya sambungan dan ia pun merebahkan badannya. Sudah jam setengah 12 malam, dan ia baru saja meniduri seorang yeoja yang paling ditakuti di kampusnya. Ia pun tersenyum bangga, namun seketika bayangan wajah Min Yeon melintas di pikirannya. Mungkinkah ia menyukai Min Yeon? Sebegitu cepatkah ia bisa menyukai seseorang  hanya dalam 2 minggu? Bisa jadi. Min Yeon sebenarnya adalah seorang yeoja yang menarik dan sangat asyik saat diajak mengobrol. Namun ada sesuatu yang membuatnya berubah. Sesuatu yang membuatnya menghindari semua namja. Sesuatu yang hampir dia ceritakan pada Ryeowook di pertemuan pertama. 
Sesuatu yang harus ia cari tahu.

to be continued^^

Comments

Popular Posts