Friendship Mi-Zi (part 1 and 2)

Kalian boleh membaca entri ini, asal kalian jangan jadi Copycat. Nggak ada yang boleh ngopi cerita ini !!


Jepang, 1950
"Jadi, tahun 1904-1905 ada perang Jepang dengan Rusia ya ?" ujar Shimaru dalam hati. "Pengen tau nih, tanya oma ah !". "Oma ..., aku mau tanya dong soal perang Jepang Rusia 1904-1905" Shimaru berkata. "Oh iru, Cu..Oma dulu pernah dapat Samurai Terhormat pada zaman itu karena Oma mempersatukan Rusia dengan Jepang bersama teman Oma." kata si Oma. "Oya ? Wah, tolong ceritakan, Oma !" pinta Shimaru.
1904, saat peperangan itu terjadi
Dor dor dor, aa aku terkena tembakan. Sying sying sying, aa aku tertusuk. Tolong aku. Terdengar suara para tentara Jepang dan Rusia. Semua warga ikut berperang, termasuk aku, Mei Huan. Aku adalah seorang putri dari Dinasti Chenkmeon sekaligus panglima Pajurit Samurai. Di ujung sana, kulihat anak seumuranku memegang pistol dan siap untuk menembakku. Entah mengapa aku ingin sekali mengenalnya, dan kelihatannya dia pun demikian.
Karena aku capek, aku pun beristirahat dan meminta kakakku, Kaoru untuk menggantikanku. Aku langsung pergi ke tempat peristirahatanku di kaki Gunung Fujiyama.
Aku berfisarat, ada yang mengikutiku. Tapi saat aku menengok ke belakang, tidak ada siapa siapa. Aku pun terus berjalan menuju tempat rahasiaku.



***
Tak terasa, matahari telah datang. Aku pun segera mandi di pemandian. Seperti kemarin, aku merasa ada yang mengikutiku dan kali ini aku melihat siapa dia. Dia adalah anak Rusia yang ingin menembakku kemarin. Tanpa pikir panjang, aku langsung mengambil Samuraiku dan mengacungkannya ke hadapan dia. " Hei, siapa kamu ?" tanyaku. "Hei hei hei, tunggu. Aku kesini hanya ingin berkenalan denganmu. Oya namaku Zerelda Braiz. Panggil Zerelda" ujranya. Hatiku tersentuh saat dia mengutarakan maksudnya mengikutiku kemarin. " Mm, namaku Mei Huan. Panggil aku Mei Huan. Senang bisa berkenalan denganmu" kataku sambil tersenyum.
Tanpa kusadari, aku dan Zerelda sudah bersahabat hampir seminggu. Aku belajar dari Zerelda tentang kebudayaan Rusia. Dan sebaliknya, aku mengajarkannya tentang kebudayaan Jepang. Suatu haru aku mengajak Zerelda pergi ke tempat rahasiaku. "Ayo Zerelda, kita ke tempat rahasiaku. Kita lihat sunset di sana. Keren lho!"."Dimanakah itu ?" tanya Zerelda. "Di dekat Gunung Fujiyama." jawabku. "Hah ? Lebih baik kita jangan ke sana deh. Soalnya ada tentara Rusia semua. Nanti kamu ditembak dan aku akan dikurung" kata Zerelda memperingatkan. "Owh...gitu. Terus kita mau kemana ?" tanyaku. "Kemana aja boleh. Hahaha" jawab Zerelda dengan nada bercanda. "Iih, jahat".
***
"Zerelda, kita mau kemana sih ?" tanyaku. "Tenang aja Mei, aku nggak akan bawa kamu ke penjara kok!" canda Zerelda. "Kita jalan2 aja, sambil nyari tempat rahasia aja !" usulku. "Ya, memang !" kata Zerelda. "Hmm...sejuk sekali udara di sini !"
Cepak...cepuk...cepak...cepuk..., terdengar suara gemericik air dari kejauhan. "Kau dengar itu, Zerelda ?" tanyaku sambil mendengarkan suara air itu dengan seksama. "Dengar apa ?" Zerelda balik bertanya. "Suara itu...suara gemericik air ! Itu menandakan kalau ada sungai di sekitar sini !" kataku. "Sungai ? Wah, asyik tuh ! Siapa tau kita bisa mandi2 di sana !" kata Zerelda. "Baiklah, ayo kita cari sungai itu !"
5 menit sudah aku dan Zerelda mencari sungai yang kumaksud tadi. Tetapi hasilnya nihil. Kami tidak melihat adanya sungai di Hutan Rokatshu. "Huff...kelihatannya tak ada sungai di sini" kataku sambil mengatur napas. "Iya. sepanjang perjalanan yang aku lihat hanya pepohonan, pepohonan, dan pepohonan !" sambung Zerelda. "Eh, tunggu, kita ada di mana sekarang ?" tanya Zerelda."Aku...juga nggak tahu ! jangan jangan ...","KITA TERSESAT !!!" seruku dan Zerelda bersamaan. "Oh, tuhan, bagaimana ini ? Kita harus minta pertolongan pada siapa ?!"aku terlihat sangat panik. "Huu...Mei Huan, aku takut..."Zerelda memeluk tubuhku. "Aku takut, kalau2 ada binatang buas disini ! Singa, atau harimau, atau...". "Atau apa ?" tanyaku. "M...ei...Hu...an ?" kata Zerelda terbata-bata. "Aku merasa ada orang yang menyentuh pundakku...". "A...pa ?" bulu kudukku merinding. Aku memberanikan diri untuk menoleh ke belakang. Dan setelah itu, aku tak ingat lagi apa yang terjadi.
***
Aku membuka mata. Kulihat Zerelda masih tertidur di atas tempat tidur kayu yang sederhana. Entah tidur atau apa. Di mana aku sekarang ?
"Eh...anak manis, sudah bangun rupanya" kata seorang nenek. "Dimana aku ? Nenek siapa ?" tanyaku. "Kamu ada di rumah nenek. Tadi, kamu dan temanmu pingsan, jadi nenek bawa kalian ke sini. Panggil saya nenek Shizuka" . "Nenek siapa ? Nenek Shazaki ?" Zerelda pun terbangun. "Iih...bercanda aja deh. Nenek Shizuka tau" aku oun marah. "Sorry, Mei Huan dan maaf untuk nenek Shizuka" . "Tidak apa-apa anak manis." kata Nenek Shizuka. "Maaf, nek, aku mau tanya ini dimana ya ?" tanyaku. "Ini di atas Gunung Fuji, sayang. Lumayan jauh dari tempat peperangan." kata Nenek Shizuka. "Haah ? Jauh ? Gimana dong ?" Mei Huan panik. "Gimana apanya ?"
***
"Eh Mei Huan, gimana kalau kita bikin tempat rahasia di sini ?" tanya Zerelda. "Bikn ? Pake apa ? Pale daun ?" . "Nggaklah. Pake daun paku aja gitu lho" Zerelda berkata lagi. Dengan cepat, aku dan Zerelda membuat tempat rahasia. Di dalamnya ada meja belajar untuk 2 orang, ada tempat tidur untuk 2 orang, dan jendela berbentuk love, juga banyak Bunga Lavender agar tak ada nyamuk (kaya promosi kamar anak ya).
"Fiuh...akhirnya selesai juga bikin tempatnya. Mei huan, gimana tempat tidurnya ?" Zerelda memanggil Mei Huan. "Haaah...sudah selesai. Sekarang kita pindahin yuk."ajakku. "Haduuh, enak nih molor lagi. Tidur ah" dengan malasnya Zerelda menghamparkan tubuhnya ke tempat tidur untuk siap istirahat (tidur) lagi. Tapi ku cegat dia. "Eh, tunggu dulu, belum juga kita nyari lampu.". "Yah elah, ya udah deh sekarang kemana ? Cari kunang-kunang ?" tanya Zerelda. "Wah, ide bagus tuh. Tumben kamu pinter" ledekku. "Huaa..Mei Huan jahat. Awas yaa nanti kubalas !"
Aku mencari penerangan bersama Zerelda. "Mei Huan, ada 2 nih. Diambil yaa...". Tiba-tiba, Zerelda mendengar sesuatu, dan ternyata yang berteriak aku. "Toloooong, Zerelda bantuin aku !" aku meminta tolong Zerelda. "M..ei..Hu..an.. ? K...kamu...di...dimana.. ?" Zerelda tergagap ketakutan. "Aku di bawah sini. Cepat tolong aku !" aku semakin takut di dalam tanah. Zerelda juga masih belum sadar aku di bawahnya. Karena tak lihat2, Zerelda pun senasib denganku, TERPEROSOK.
"Aaaa..Lho Mei Huan jadi dari tadi kamu di sini ?" tanya Zerelda polos. "Iya, tapi kamu masih celingak celinguk nyari aku. Kan aku udah bilang aku dibawah sini" aku berkata ketus pada Zerelda. "Aku kan nggak tahu. Jangan marah dong. Maafin aku ya !" kata Zerelda dengan muka penuh penyesalan. "Iya deh kumaafin tapi dengan 1 syarat. Kamu harus bisa ngeluarin aku dari sini dengan cara apapun. Nanti baru aku angkat kamu" kataku panjang lebar.
Sejam sudh berlalu, sementara Zerelda masih berusaha mencari akal untuk mengeluarkanku dari perosokan itu. "Zerelda, sekarang jam berapa ?"tanyaku. "Sekarang 17.30, Mei Huan" jawab Zerelda. "Huaaaaaaa...>_<, T_T, Y_Y (nangis), KAMU BELOM KETEMU IDE ?" aku marah besaar banget. "M..ei..Hu..an..,a..ku..tau..huaa..ka..la..u..a..ku..sa..lah..huaa..ta..pi..jang..an..ma..huaa..
ra..hin..ak..u..huaa.." Zerelda pun menangis tersedu-sedu di hadapanku. "Cup3, jangan nagis dong. Aku kan udah maafin kamu . "Ta..pi..na..da..mu..ma..rah.." Zerelda terisak. "Nggak kok, udah yuk kita coba naik !" ajakku.
***
Tak terasa, waktu sudah menunjukan pukul 7 malam. Tetapi kami masih terperangkap di bawah tanah. Sampai akhirnya ...
"Mei Huan ! aku sudah berhasil !!" seru Zerelda dari atas. "Bagus ! Sekarang cepat naikkan aku !" pintaku. Zerelda pun langsung segera menurunkan seutas tali tambang, dan aku segera memegang tali itu kuat-kuat. Kemudian, Zerelda menarikku dari atas hingga akhirnya aku bisa keluar dari lubang bawah tanah yang menyeramkan itu. "Uaaah...akhirnya aku bisa keluar juga...Thx berat ya, Zi !" ucapku. "Your welcome, Mimi" kata Zerelda. "Lebih baik kita pulang aja yuk ! Serem juga lama-lama di sini !" ajak Zerelda. "Terus kunang2nya gimana ?" tanyaku. "Ya ampuun, masih inget aja kamu. Aku aja udah lupa. Besok lagi lah kita cari lagi" Zerelda menyarankan. "Oke deh. Aku juga mulai laper." kataku sambil mengelus-elus perut yang sudah keroncongan. Akhirnya kami cepat keluar dari Hutan Rokatshu dan pulang.

Comments

Popular Posts